Tulis
Tulis
"Mi, tulis lah something.."Whatsapp kawan memecah hening malam Jumaat. "Tulis?" Tulis apa, rasanya tiada apa yang menarik. Ya, jika adapun hujan ilham, jarang ia bertakung menjadi empangan berguna. Biasanya ia hanya bah sekejap yang kemudiannya surut. "Tak mengapa" jawabnya lagi."Tulis je apa yang hadir. Mungkin pada awalnya ia melucukan, namun biasanya yang lucu-lucu itu itulah yang akhirnya membuahkan ilham yang besar-besar."Kebetulan ia (ilham) hadir. Dan takdir menjadikannya sebuah coretan puisi. Puisi lucu barangkali.
Tuhan,
Aku memuji mu
Di pantai yang indah ini
KAU temukan aku dengannya
Seorang gadis
Yang ayunya mempersona
Tuhan,
Saat aku memandang nya
Dia tersenyum
Ombak yang bising menghempas
kini senyap
Angin membelai kami dengan lembut
Matahari faham
Redupnya menenangkan.
Tuhan,
Dia bertanya mengapa aku
Menitiskan air mata
Ketika melihatnya
Apakah dia punca derita.
Tuhan,
Aku menjawab padanya
Bagaimana boleh aku membalas
senyumannya yang ikhlas
Sedang air mata ini
bukanlah dari sakit sebuah derita
Namun lahir ia dari kolam cinta.
Tuhan,
Dia tersenyum lagi
Dan berundur diri
Tuhan,
Aku bertanya padanya
Mungkin kah akan ku lihat
Senyumannya itu lagi
Tuhan,
Dia menjawab
Sejauh mana pun hilangnya ombak
Akan kembali menghempas pantai.
Tuhan,
Aku berdiri
Dengan sebuah memori
Dia berlalu pergi
Dan Tangis ku terhenti
Aku kini menikmati
Senyumanku sendiri
Puisi ini masih belum bernama kerna mungkin namanya berada di benak mereka yang sudi membacanya. Terima kasih.
Comments
Post a Comment